TikTok Shop Uji Coba Pasar AS, Hasilnya Tak Seperti di Indonesia dan Negara Asia Lainnya

-

Baca Juga

 

TikTok Shop

BerandalIntelek- Berandalintelek Dominasi TikTok berlanjut dengan mendorong aplikasinya sebagai tujuan belanja dari banyak merk di Amerika Serikat (AS) . Perusahaan aplikasi ini membuat inisiatif yang memungkinkan perusahaan AS menjual barang langsung di aplikasi dengan pembayaran penuh.

Bila di Indonesia sendiri, TikTok shop sudah tersedia hampir setahun, termasuk di beberapa negara Asia lainnya seperti Vietnam dan Singapura. Namun tak puas disitu, rupanya TikTok ingin merambah AS dan Eropa untuk aplikasi barunya tersebut.

Setelah sebelumnya diketahui berusaha mendapatkan daya tarik di Inggris, kini TikTok ingin mencari simpati di negeri Paman Sam. Ini terlihat dari serangkaian uji coba TikTok Shop yang dilakukan di AS. 

Seperti dikutip dari Tech Crunch, banyak perusahaan pakaian bermerk di AS menjadi bagian eksperimen TikTok untuk Toko di TikTok Shop yang dilakukan sejak November lalu. Sebutlah Revolve, KimChi Chic, Willow Boutique, PacSun dan beberapa merk lainya telah ikut ambil bagian. 

Pada eksperimen ini, TikTok menguji aplikasi untuk pengguna yang berbelanja produk merk dengan mengetuk ikon keranjang di profil merk yang ada. Selanjutnya pengunjung akan dibawa pada katalog dan menyelesaikan belanja dengan melakukan pembayaran tanpa meninggalkan aplikasi. 

Belum ada informasi apapun tentang aplikasi TikTok Shop di AS, termasuk kapan diluncurkan lebih luas. 

Sementara, terkait proses pembayaran dalam aplikasi di TikTo Shop sebenarnya tidak jauh berbeda dengan cara kerja toko Instagram. Pembeli yang melakukan pembelian melalui iklan TikTok akan dibawa ke browser dalam aplikasi untuk melakukan pembayaran. Proses pembayaran yang dilakukan dalam aplikasi ini membuat pengalaman pembelian terasa lebih mulus dan asli.

Sementara, terlepas dari TikTok Shop, pihak perusahaan aplikasi tersebut juga mulai berinvestasi dalam fitur belanja lainnya. Sejak Maret tahun lalu, TikTok bekerjsama dengan Instacart yang memungkinkan bagi pembuat makanan menautkan daftar belanja pada video resep.  Dilanjutkan bulan Juni dengan menguji umpan belanja khusus sebagai pusat produk yang dijual di TikTok.

Melihat TikTok yang terus mengembangkan fitur belanja, para pesaing justru tak ingin ikut bermain di kolam yang sama. Instagram misalnya, malah menghapus tab toko pada bulan Januari lalu dan pada Februari ini mereka mengumumkan menghentikan fitur belanja langsung. Facebook pun mengikuti dengann menutup fitur belanja langsungnya pada Agustus 2022 lalu.

Meski gencar dilakukan, namun eksperimen yang dilakukan TikTok di AS tak seperti yang terjadi di Asia. Seperti dikutip dari Tech Crunch, sedikit bukti bahwa eksperimen yang dilakukan kali ini berhasil mendorong perdagangan online secara signifikan di pasar barat. Di AS laporan menunjukkan akun perdagangan sosial hanya 5% dari penjualan e-niaga.

Perbedaan hasil ini bisa disebabkan karena perbedaan budaya saat menggunakan aplikasi di antara pasar. 


SUMBER : Tech Crunch