Slow Living, Gaya Hidup Santai Namun Lebih Berkualitas

-

Baca Juga

Slow Living
Ilustrasi (Foto:Kanwardeep/unsplash.com)

 

 BerandalIntelek - Dalam kehidupan modern, serba cepat kerap menjadi gambaran semangat, profesionalitas dan dedikasi. Terutama dalam dunia kerja. Sangat sibuk kerap menjadi kebanggan karena dapat diartikan sebagai sangat penting. Namun tahukah anda, ada banyak hal penting yang lebih berkualitas dalam hidup selain kesibukan dan semua tuntutan serba cepat.

Serba cepat belum tentu menunjukkan kita produktif. Pun demikian dengan sangat sibuk, belum tentu menjadi ukuran bahwa kita sangat penting. Bagi yang mengagungkan kesibukan, kata lambat bisa diartikan sebagai kemalasan. Seolah bagi mereka tidak ada pilihan lain selain tuntutan-tuntutan tersebut.

Namun kalau kita memperhitungkan kesibukan dan hasilnya, belum tentu sebanding.

Slow Living Melawan Gagasan Lebih Cepat Lebih Baik

Gaya hidup Slow Living muncul dan marak sejak era pandemi beberapa waktu lalu. Gaya hidup melambat ini muncul sebagai respon terhadap rutinitas yang serba cepat dan seolah melawan gagasan umum lebih cepat lebih baik. 

Lambat dalam kehidupan Slow Living bukan berarti tidak produktif. Lambat juga bukan berarti malas. Bukan pula seperti gaya hidup rebahan seperti yang dianut anak muda jaman sekarang. Akan tetapi, lambat disini adalah lebih fokus atau melakukan apapun dengan kecepatan yang tepat. 

Dengan kata lain Slow Living adalah gaya hidup yang tidak buru-buru. Bagi penganutnya, gaya hidup Slow Living membuat hidupnya lebih berarti. Mereka menemukan keseimbangan dalam hidup dan bisa menikmati waktu-waktu seperti bersama keluarga, bersosialisasi atau melakukan kegiatan lainnya.

Gaya hidup Slow Living menjelaskan, ada kalanya dalam rutinitas diperlukan waktu khusus untuk melakukan sesuatu dengan cepat. Namun di sisi lain, kita perlu waktu Slowing Down untuk menikmati proses untuk menciptkan kehidupan sesungguhnya yang lebih bahagia, serta manusiawi.

Lahirnya Gaya Hidup Slow Living 

Konsep gaya hidup melambat ini muncul pertama kali pada gerakan Slow Food Movement yang dicetuskan oleh Carlo Petrini pada 1986 silam. Ia mencetuskan gerakan tersebut untuk mengampanyekan makanan tradisional yang lebih sehat dan lezat, melawan gerakan Fast Food oleh Mc Donald yang waktu itu membuka gerai di  Roma Italia.

Mencoba Gaya Hidup Slow Living 

Tertarik ingin mencoba gaya hidup ini ? Kedengaranya mudah, namun di jaman sekarang mengubah gaya hidup menjadi menjadi lebih lambat tidak semudah membalik tangan. Banyak yang harus ditahan dan mengubah pola pikir seperlunya saja serta tidak buru-buru. Paling tidak jangan pernah berpikir takut ketinggalan.

Menerapkan Pola Slow Living

Bagi yang ingin mencobanya mungkin bisa menerapkan pola-pola seperti dibawah ini.

1. Meluangkan waktu di pagi hari untuk berolahraga, menikmati udara alam atau hanya sekedar sarapan.

2. Sisihkan waktu untuk bersama dengan keluarga

3. Sisihkan waktu juga untuk mencari inspirasi atau melakukan kegiatan kreatif lainya, seperti membuat barang DIY.

4. Gunakan Gadget seperlunya, meski banyak catatan, chat atau panggilan yang harus segera direspon.

Bagaimana, tertarik untuk merubah gaya hidup seperti ini ? Setidaknya 4 pola perubahan diatas bisa membantu kamu untuk meningkatkan kualitas hidup. (*)

SUMBER : Berbagai Sumber